Hidup dalam lingkungan yang Islami merupakan dambaan kita semua. Betapa menyenangkan bisa hidup di lingkungan yang sejuk, damai, aman dan tentram. Setiap bertatap muka, tiada yang kita temui melainkan senyum dan sapa. Jabat tangan erat dan hangat senantiasa menghiasi jumpa. Lima waktu sehari suarau desa penuh jama'ah. Mereka berlomba-lomba berjalan menujunya ketika adzan mulai menggema. Tiada pembeda, tua muda, kecil besar, kaya miskin semua meramaikan surau desa. Irama dan lantunan ayat Al-Quran merdu terdengar dari sudut-sudut rumah. Anak-anak kecil bermain sembari mengulang hafalan mereka, surat-surat pendek, maupun ayat-ayat pilihan. Adapula sebagian yang memadati serambi surau menyetorkan hafalan baru kepada ustadz ustadzah mereka.
Subhanallah, demikian indahnya ketika tercipta sebuah lingkungan yang berlandaskan nilai-nilai Islam dalam pembentukan maupun perkembangannya. Berbanding terbalik dengan lingkungan tempat kita hidup sekarang. Manusia-manusia yang memburu dunia. Jasad mereka tersujud di musholla, tapi pikirannya masih mengelana di luar sana. Sapaan syarat dengan pamrih. Kunjungan tak lebihnya daripada pengikat kolega bisnis agar tidak kabur pada yang lainnya. Anak-anak kecil yang bermain, asik mendendangkan lagu-lagu cinta bahkan di usia mereka belum lancar membaca. Waktu mereka lebih banyak dihabiskan di depan televisi melebihi waktu tidurnya. Musholla sepi kehilangan pengunjung. Orang-orang lebih memilih mengunjungi perhelatan boyband yang sedang manggung.